Memento Mori: Ingatlah Kematian
Memento mori adalah frasa Latin yang berarti "ingatlah bahwa kamu akan mati". Secara simpel, ini adalah sebuah pengingat bahwa hidup itu fana dan kita semua akan menghadapi kematian.
Filosofi ini sering digunakan sebagai motivasi untuk:
⭐Menghargai waktu yang kita miliki: Karena hidup itu singkat, memento mori mendorong kita untuk memanfaatkan setiap momen dengan bijak.
⭐Hidup dengan tujuan: Dengan menyadari kefanaan hidup, kita bisa lebih fokus pada apa yang benar-benar penting dan bermakna.
⭐Mengurangi kecemasan akan hal-hal sepele: Banyak masalah kecil dalam hidup terasa tidak signifikan ketika kita mengingat perspektif kematian.
⭐Mendorong kerendahan hati: Kematian adalah takdir universal yang menyamakan semua orang, tidak peduli status atau kekayaan.
Memento Mori: Kisah Pak Tua dan Pohon Apel
Di sebuah desa kecil di kaki bukit yang subur, hiduplah seorang kakek tua bernama Pak Budi. Sejak muda, Pak Budi selalu sibuk. Ia membangun rumah megah, menimbun harta benda, dan bekerja tanpa henti untuk mengumpulkan kekayaan. Ia sering menunda-nunda hal yang ia sukai, seperti menikmati indahnya matahari terbit dari puncak bukit, atau sekadar bercengkrama dengan cucu-cucunya. "Nanti saja," pikirnya. "Ada banyak waktu."
Suatu sore, Pak Budi duduk di beranda rumahnya yang mewah, memandangi kebun apel yang ia tanam puluhan tahun lalu. Dulu, pohon-pohon itu kecil dan rapuh, tapi kini mereka menjulang tinggi, rindang, dan berbuah lebat. Namun, tiba-tiba ia menyadari sesuatu. Di antara semua pohon apel yang subur, ada satu pohon yang daunnya mulai menguning, batangnya terlihat keriput, dan tidak lagi menghasilkan buah. Pohon itu adalah pohon apel pertama yang ia tanam.
Pak Budi termenung. Ia mengingat bagaimana ia menanam pohon itu dengan penuh harap, menyiraminya setiap hari, dan melindunginya dari hama. Ia melihat kemiripan antara pohon apel itu dan dirinya sendiri. Dulu ia muda dan kuat, kini rambutnya memutih, kulitnya berkerut, dan tenaganya tak sekuat dulu. Ia menyadari bahwa sama seperti pohon apel yang suatu hari akan mati, ia pun akan menghadapi kematian.
Momen itu menghantamnya dengan lembut namun kuat. Ini adalah memento mori baginya. Bukan rasa takut yang muncul, melainkan sebuah kesadaran. Ia menyadari bahwa semua harta dan kesibukannya selama ini membuatnya melupakan hal-hal yang benar-benar penting: kebersamaan dengan keluarga, menikmati keindahan alam, dan melakukan hal-hal yang membawa kebahagiaan sejati, bukan sekadar kekayaan materi.
Sejak hari itu, Pak Budi mulai berubah. Ia lebih sering menghabiskan waktu dengan cucu-cucunya, menceritakan kisah-kisah lama di bawah pohon apel yang menua. Ia mulai berjalan kaki setiap pagi untuk melihat matahari terbit, dan tak lagi terlalu memikirkan hal-hal sepele yang dulu membuatnya cemas. Ia mulai menikmati hidupnya dengan lebih penuh, menghargai setiap momen, karena ia tahu, seperti pohon apel itu, waktunya di dunia ini terbatas.
Cerita Pak Budi ini menggambarkan esensi dari memento mori: sebuah pengingat lembut bahwa hidup itu fana. Bukan untuk membuat kita sedih atau takut, melainkan untuk memotivasi kita agar lebih bijak menggunakan waktu, menghargai setiap detik, dan hidup dengan tujuan yang berarti, sebelum akhirnya waktu itu tiba.
Posting Komentar