Pencuri Kue Kering
Seorang wanita sedang menunggu di bandara suatu malam
dengan beberapa jam yang panjang sebelum penerbangannya.
Dia mencari buku di toko bandara
Membeli sekantong kue kering dan menemukan tempat duduk
Dia asyik membaca bukunya tetapi kebetulan melihat
Bahwa pria di sampingnya, seberani mungkin
Mengambil kue kering atau dua dari tasnya
Yang ia coba abaikan untuk menghindari keributan
Dia mengunyah kue kering dan mengamati persediaannya berkurang
Ketika pencuri kue kering yang berani ini menghabiskan persediaannya
Dia semakin kesal seiring menit berlalu
Berpikir "Jika saya tidak begitu baik, saya akan memukul matanya hitam"
Dengan setiap kue kering yang ia ambil, ia mengambil terlalu banyak
Dan ketika hanya satu yang tersisa ia bertanya-tanya apa yang akan ia lakukan
Dengan senyum di wajahnya dan tawa gugup
Dia mengambil kue kering terakhir dan membelahnya menjadi dua
Dia menawarkan separuhnya kepadanya sementara dia memakan yang lainnya
Dia merebutnya darinya dan berpikir "Oh, saudaraku
Pria ini benar-benar tidak punya malu dan tidak menunjukkan rasa terima kasih"
Mengapa dia tidak pernah menunjukkan rasa syukur
Dia belum pernah begitu kesal sejak dia dimarahi
Dan menghela napas lega ketika penerbangannya dipanggil
Dia mengumpulkan barang-barangnya dan menuju gerbang
Menolak untuk melihat kembali ke arah orang yang tidak tahu berterima kasih itu
Dia naik pesawat dan tenggelam di kursinya
Kemudian mencari bukunya yang sudah hampir selesai
Saat dia merogoh tasnya, dia terkesiap terkejut
Ada tas kue keringnya di depannya
"Jika milikku ada di sini," dia merintih putus asa
"Maka yang lain adalah miliknya dan dia mencoba berbagi"
"Terlambat untuk meminta maaf," ia menyadari dengan penyesalan
Bahwa dialah yang kasar, orang yang tidak tahu berterima kasih, si pencuri.
— Valerie Cox
Pesan Moral : Prasangka dan Bias Konfirmasi: Wanita itu memiliki prasangka buruk terhadap pria tersebut ("pencuri kue kering yang berani", "tidak punya malu", "tidak tahu berterima kasih") dan setiap tindakannya diinterpretasikan melalui lensa prasangka itu, sehingga memperkuat keyakinannya yang salah.
Refleksi Diri dan Rendah Hati: Pada akhirnya, wanita itu menyadari kesalahannya dengan penyesalan. Ini mengajarkan kita pentingnya refleksi diri dan kerendahan hati untuk mengakui bahwa kita bisa saja salah, dan bahwa orang lain mungkin bertindak dengan niat baik yang tidak kita pahami.
Posting Komentar